MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Perspektif Global yang dibina oleh Bapak Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd.
Oleh :
Ani Riskiana (150210204027)
PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .
Makalah
ini membahas tentang. Untuk lebih
jauh, penulis akan jabarkan di dalam makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagipara pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
kami harap kan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jember , 6
Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.
Tujuan Pembahasan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.
Gerakan Non Blok ................................................................................... 3
1. Sejarah
Gerakan Non Blok................................................................... 3
2.
Tujuan Gerakan Non Blok....................................................................
4
3.
Prinsip Gerakan Non Blok.................................................................... 4
4. Tokoh
Pemrakarsa Pendiri GNB.......................................................... 5
5. Kegiatan GNB dan KTT......................................................................... 6
B.
Dampak GNB terhadap kehidupan sosial, ekonomi,
politik Negara berkembang 8
1. Dampak GNB terhadap
kehidupan ekonomi Negara berkembang..... 8
2. Dampak GNB terhadap
kehidupan sosial Negara berkembang.......... 8
3. Dampak GNB terhadap
kehidupan politik Negara berkembang........ 9
C.
Peran Bangsa Indonesia dalam GNB........................................................ 9
D.
Upaya Mengatasi Masalah Negara Berkembang....................................... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih perang dingin mulai tumbuh
pada masa Perang Dunia II (PD II). Keberhasilan pasukan sekutu membebaskan
negara-negara di Eropa dari pendudukan Jerman. Tampaknya, Uni Soviet harus berpau
dengan Sekutu agar memperoleh daerah pengaruh apabila PD II berakhir. Masalah
inilah yang menjadi pemicu keretakan antar negara-negara Eropa di bawah
pengaruh Amerika Serikat dan dibawah hegemoni Uni Soviet. Ketegangan semakin
berkembang setelah Uni Soviet menduduki negara-negara Baltik seperti Latvia,
Estonia, dan Lithuania, yang merupakan wilayah Polandia.
Meskipun diantara sejarawan belum
mencapai kesepakatan tenatang kapan dimulainya perang dingin, namun kebanyakan
berpendapat bahwa pertemuan para pemimpin Sekuti dan Uni Soviet pada bulan
Pebruari 1945 di konferensi Yalta adalah awal dari perang dingin. Perang dingin
adalah istilah yang merujuk pada persainganyang berkembang setelah PD II,
antara negara kelompok komunis dan nonkomunis. Dalam konteks pengertian
tersebut, negara komunis seperti Uni Sovietbeserta sekutunya disebut Blok Timur
dankelompok negara demokrasi seperti Amerika Serikatdan aliansinya disebut Blok
Barat. Pergulatan antara dua kelompok itulah yang dinamakan perang dingin
karena tidak sampai menjadi “perang panas” dalam ska;la yang luas. Seorang
kolumnis bernama Walter Lipman mempopulerkan pergulatan itudengan istilah Cold
War (Perang Dingin) dalam bukunya Cold War.
Perang dingin ditandai oleh sikap
saling ketidakpercayaan, keurigaan dan kesalahpahaman antara Blok Barat dan
Blok Timur. Keadaan tersebut mendorong ketegangan kian bertambah dan menjurus
terjadinya Perang Dunia III. Amerika Serikat dituduh melakukan politik
imperialisme untuk memengaruhi dunia, sementara Uni Soviet dianggap melakukan
perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunis.
Negara yang baru merdeka atau
berkembang khawatir akan situasi seperti ini, untuk itu mereka membentuk suatu
kelompok yang tidak memihak pada Blok Barar maupun Blok Timur yang disebut
dengan Gerakan Non Blok. Maka dari itu, kami memilih judul “ Geraka Non Blok
dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik, negara
berkembang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka permaslahan yang di rumuskan adalah :
1.
Bagaimanakah terjadinya peristiwa gerakan non blok?
2.
Bagaimanakah dampak gerakan non
blok pada negara berkembang terhadap kehidupan di bidang sosial, ekonomi, dan
politik?
3.
Bagaimanakah peran bangsa Indonesia
dalam gerakan non blok?
4.
Bagaimana upaya mengatasi masalah
negara berkembang?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan adalah :
1.
Menjelaskan tentang peristiwa non
blok.
2.
Menjelaskan dampak dari peristiwa
non blok terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di negara berkembang.
3.
Menjelaskan peran yang dilakukan
bangsa Indonesia dalam peristiwa non blok.
4.
menjelaskan upaya mengatasi masalah
negara berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gerakan Non Blok
1.
Sejarah Gerakan Non Blok
Konverensi
Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 merupakan proses awal terbentuknya
Gerakan Non-Blok (GNB). KAA diselenggarakan pada tanggal 1824 April 1955 dan
dihadiri oleh 29 kepala negara dan kepala pemerintah dari benua Asia dan Afrika
yang baru saja menapai kemerdekaannya. KAA ditujukan untuk mengidentifikasi dan
medalami masalah-masalah dunia waktu itu dan berupaya untuk menformulasikan
kebijakan bersama negaranegara baru tersebut pada tataran hubungan
internasional.
KAA
menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip dasar
bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat itu
proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini
tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal
Abdel Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz
Tito. Kelima tokoh dunia ini kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
GNB
berdiri saat diselenggarakannya konverensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di
Beograd, Yugoslavia 1-6 September 1961. KTT I GNB dihadiri oleh 25 negara yakni
Afghanistan, Algeria, Yeman, Myanmar, Cambodia, Srilanka, Cango, Cuba, Cyprus,
Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India , Indonesia, Iraq, Lebanon, Mali, Maroco,
Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Yugoslavia.
Dalam
KTT I tersebut , negara-negara pendiri GNB ini berketepatan untuk
mendirikansuatu gerakan dan bukan suatu organisasi untuk menghindarkan diri
dari implikasi birokratik dalam membangun upaya bersama diantara mereka. Pada
KTT I juga dijelaskan bahwa di GNB tidak diarahkan pada suatu saran pasif dalam
politik Internasional, tetapi untuk memformulasikan posisi sendiri secara
independen yang merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.
GNB
menepati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia karena Indonesia
sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB. KAA tahun 1955 yang
diselenggarakan di Bandung dan menghasilkan Dasa Sila Bandung yang menjadi
prinsip-prinsip utama GNB, merupakan bukti peran dan kontribusi penting
Indonesia dalam mengawali pendirian GNB. Secara khusus, presiden Soekarno juga
diketahui sebagai tokoh penggagas dan pendiri GNB. Indonesia menilai penting
GNB tidak sekedar dari peran yang selama ini dikontribusikan, tetapi
lebih-lebih mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari perjuangan
dan tujuan kebangsaan Indonesi sebagaiman trtuang dalam UUD 1945.
2. Tujuan GNB
Tujuan GNB yaitu :
a.
Mengembangkan
rasa solidaritas diantara negara anggota dengan jalan membantu perjuangan
negara berkembang dalam mencapai kebersamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
b.
Turut serta
meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat melawan
Uni Soviet dalam perang dingin.
c.
Berusaha
membendung pengaruh negative baik blok barat maupun blok timur kenegara-negara
anggota gerakan Non-Blok.
d.
Berusaha
memajukan pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik agar tidak
tertinggal dari negara maju.
3.
Prinsip-prinsip Gerakan Non Blok
Adapun prinsip-prinsip Gerakan Non
Blok yaitu :
a.
Berpihak
terhadap perjuangan anti kolonialisme;
b.
Menolak untuk
ikut serta dalam berbagai aliansi militer;
c.
Menolak aliansi
bilateral terhadap negara berkekuatan suore (super power country);
d.
Tidak memihak
terhadap blok barat maupun blok timur;
e.
Menolak
pembangunan pangkalan militer oleh negara adidaya diwilayahnya masing-masing.
Pelaksanaan
KAA I Bandung dipandang sebagai pendahulu untuk berdirinya GNB. Konferensi itu
telah mampu menghasilkan prinsip-prinsip oerdamaian dalam bentuk kerjasama
internasional, kebebasan atau kemerdekaan, serta hubungan antar bangsa dan
negara yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup manusia.
GNB
didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar Dasa Sila Bandung. Substansi Dasa
Sila Bandung berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan
kerjasama dunia”. Dasa Sila Bandung
memasukkan prinsip-prinsip dalam piagam PBB dan prinsip Nehru, yaitu
sebagai berikut:
a.
Menghormati
hak-hak dasar menusia dan tujuan serta asas-asas dalam piagam PBB.
b.
Menghargai
kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa.
c.
Mengakui
persamaan ras dan semua suku bangsa.
d.
Tidak melakukan
intervensi atau campur tangan masalah pribadi negara lain.
e.
Menghormati hak
setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara individual atau kolektif sesuai
dengan piagam PBB.
f.
Tidak
menggunakan peraturan diri pertahanan kolektif untuk bertidak dalam kepentingan
salah satu negara besar.
g.
Tidak melakukan
tekanan terhadap orang lain.
h.
Tidak melakukan
tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap integritas
territorial atas kemerdekaan politik suatu Negara.
i.
Menyelesaikan
segala konflik internasional dengan jalan damai, seperti perundingan,
persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum dengan cara damai lain meurut
pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB.
j.
Memajukan
kepentingan bersama dengan kerjasama Internasional.
k.
Menghormati
hukum dan kewajiban-kewajiban Internasional.
4.
Tokoh Pemrakarsa Pendiri GNB
Tokoh
yang dianggap sebagai pendiri GNB lebih dikenal dengan The Initiative Of Five
yaitu:
a.
Presiden Soekarno
(Indonesia)
b.
Presiden Yosep
Broz Tito (Yugoslavia)
c.
Presiden Gamal
Abdul Nasser (Mesir)
d.
Perdana Mentri
Pandit Jawaharlal Nehru (India)
e.
Perdana Menteri
Kwame Nkrumah (Ghana)
5. Kegiatan GNB dan
KTT
Kegiatan GNB dan KTT yaitu :
a.
KTT I GNB (1-6
September 1961) di Beograd, Yugoslavia, pelaksanaan KTT I ini didorong oleh
keadaan krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara dan menghasilkan
deklarasi Beograd yang intinya menyerukan untuk menghentikan perang dingin dan
mendamaikan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keputusan KTT I GNB melalui
presiden Soekarno dan presiden Menibo Keita (Mali) disampaikan kepada presiden
F.Kennedy (presiden Amerika Serikat) sedanagkan PM Nehru (India) dan Presiden
Kuame Nkrumah (Ghana) menyampaikan kepada PM Kruschev (Perdana Menteri Uni
Soviet).
b.
KTT II GNB (5-10
Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti oleh 47 negara serta
10 peninjau lainnya antara lain sekretaris jendral organisasi persatuan Afrika
dan Liga Arab. Masalh perkembangan dan masalah ekonomi juga mendapat perhatian
pada KTT II GNB.
c.
KTT III GNB
(8-10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang hadir adalah 53
negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
d.
KTT IV GNB (5-9
September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini membahas tentang
peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara negara-negara yang sedang
berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur Tengah pergolakkan di
Rhodesia, dan bagian-bagian afrika lainnya.
e.
KTT V GNB (16-19
September 1976) di Kolombo, Srilanka pada KTT V GNB ini membahas tentang
penyelamatan dunia dari ancaman oerang nuklir dan berusaha memajukan
negara-negara non blok.
f.
KTT VI GNB (3-9
September 1979) di Havana, Kuba. KTT ini bertujuan untuk memperjuangkan bantuan
ekonomi bagi negara-negara non blok dan menggiatkan perang PBB dalam tata
ekonomi dunia baru.
g.
KTT VII GNB
(7-12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT ini menghasilkan seruan
dilaksanaknnya dempkrasi tahta ekonomi yakni dihapuskan poteksonisme oleh
negara maju.
h.
KTT VIII GNB
(1-6 September 1968) di Harane, Zimbabue.KTT kali ini menghasilkan seruan
dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta membahas sengketa Irak
Iran.
i.
KTT IX GNB (1-6
September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri oleh 102 negara ini
berhasil membahas kerjasama Selatan-selatann (antar negara berkembang).
j.
KTT X GNB (1-6
September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri oleh 108 negara ini
berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta Messege) antara lain berhasil
menggalang kerjasama Selatan-selatan dan Utara Selatan.
k.
KTT XI GNB
(16-22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri oleh 113 negara
yang bertujuan memperjuangkan demokratisasi di PBB.
l.
KTT XII GNB (1-6
September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT XII GNB ini dihadiri oleh 113
negara yang bertujuan memperjuangkan demokratisasi di dalam hubungan
Internasional.
m.
KTT XIII GNB
(20-25 Pebruari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia. Resolusi KTT GNB Kuala Lumpur
antara lain berisi penolakan tiga negara Iran, Irak, dan Korea Utara, atas
sebutan sebagai proses kejahatan (axis of evil) oleh Washington.
n.
KTT XIV (11-16
September 2006) di Havana, Kuba. Menghasilkan deklarasi yang mengutuk serangan
Israel atas Lebanon, mendukung program nukrir Iran, mengkritik kebijakan Negara
Amerika Serikat, dan menyerukan kepada PBB agar lebih berpihak kepada negara
kecil dan brkembang.
o.
KTT GNB XV
(11-16 Juli 2009) di Sharm El-Sheikh, Mesir. Menghadirkan sebuah final dokumen
yang merupakan sikap, pandangan dan posisi GNB tentang semua isu dan
permasalahan Internasional dewasa ini. KTT ini menegaskan oerhatian GNB atas
krisis ekonomi dan moneter global, perlunya komi=unitas Internasional kembalipada
komitmen menjunjung prinsip-prinsippada piagam PBB, hukum Internasional,
peningkatan kerjasama antar negara maju dan berkembang untuk mengatasi berbagai
krisis.
p.
KTT GNB XVI berakhir pada 31 Agustus 2012 dan
menghasilkan berbagai kesepakatan dalam sebuah deklarasi final, diantaranya;
dukungan terhadap program nuklir sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika
Serikat anti Iran, dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina, memerangi
Islamphobia, rasisme, dan permusuhan senjata nuklir.
B. Dampak Gerakan Non-Blok
Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara Berkembang
Dalam KTT GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui
pemerintah global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa GNB dapat
memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan
stabilitas. Pentingnya GNB terletak pada kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan
Internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-bangsa.
1.
Dampak
Gerakan Non-Blok Terhadap Kehidupan Sosial Negara Berkembang
GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara
negara satu dengan negara yang lain. GNB juga berupaya untuk melestarikan
lingkungan hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara dan tanah dan
perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi negara berkembang.
2.
Dampak
Gerakan Non-Blok Terhadap Kehidupan Ekonomi Negara Berkembang
Kerjasama
antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif pada situasi ekonomi
dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yang masih
seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negar berkembang dalam proses
pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia. GNB membuat
negara-negara anggota Non-Blok berjalan lancar tanpa hambatan. Jadi GNB ini
meningkatkan program kearah tata ekonomi dunia.
3.
Dampak
Gerakan Non-Blok Terhadap Kehidupan Politik Negara Berkembang
KTT
GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan
koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan militer dan
bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. GNB
juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Aparthied.
C. Peran Indonesia
dalam GNB
Indonesia
sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan
Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Presiden
Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
2.
Indonesia
menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses mengglar KTT X GNB di
Jakarta;
3.
Indonesia juga
berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada
tahun 1991.
GNB
mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir
sebagai negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam
pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa,
dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Selain
itu, diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sesuai dengan politik luar
negeri yang bebas aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri
dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan seluruh bangsa.
Sebagai
implementasi dari politik luar negeri yang bebas aktif itu, selain sebagai
salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan komitmen
pada prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Pada masa itu, Indonesia telah berhasil
membawa GNB untuk mampu menentukan arah dan secara dinamis menyesuaikan diri
pada setiap perubahan yang terjadi.
D. Upaya Mengatasi
Masalah pada
Negara Berkembang
Meskipun
negara-negara anggota GNB sendiri berupaya memegang teguh prinsip-prinsip dan
cita-cita yang dianut oleh GNB sebagaimana tertuang dalam Dasa Sila Bandung,
namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah internal dalam
GNB.
Masalah-masalah
yang menonjol adalah adanya berbagai perselisihan yang terjadi diantara
negara-negara anggota GNB sendiri. Perselisihan itu, selain mengganggu suasana
kerjasama internal GNB, adakalanya menghambat jalannya sidang-sidang GNB.
Disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan untuk hal-hal
tertentu yang disebabkan oleh penerapan prinsip konsensus secar kaku.
Visi GNB
untuk berperan dalam mendorong dunia yang lebih damai, stabil dan makmur
sebagaimana telah ditetapkan di Bali. Peran GNB dalam menciptakan tata kelola
global (global governance) yang efektif dalam menciptakan perdamaian dan
keamanan dunia.
GNB harus
mendukung peran dan kapasitas Dewan Keamanan PBB dalam menyelesaikan konflik,
menciptakan perdamaian dan mencegah potensi konflik. GNB harus dapat mendorong
terbangunnya institusi demokrasi, kebebasan, perdamaian, moderasi serta
kemakmuran dapat berjalan dan tumbuh berkembang secara bersama.
Pentingnya
GNB untuk membangun institusi demokrasi yang memungkinkan dibangunnya
pembangunan politik yang sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat. Pembangunan
global harus adil, tidak boleh ada satu negarapun yang tertinggal. Kemakmuran
harus menjadi milik semua negara dan masyarakat di seluruh penjuru dunia.
Dalam
bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara konsisten telah
mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri negara-negara miskin dan
pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. KAA
menyepakatu “Dasa Sila Bandung”yang dirumuskan sebagai prinsip-prinsip dasar
bagi penyelanggaraan hubungan dan kerjasama antar bangsa-bangsa. Sejak saat itu
proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, dan dalam proses ini
tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah presiden Mesir Gamal
Abdel Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz
Tito. Kelima tokoh dunia ini kemudian dikenal sebagai pendiri GNB.
2.
Dampak Gerakan Non-Blok Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik
Negara Berkembang :
a.
Meningkatkan kesejahteraan bagi negara
berkembang.
b.
Meningkatkan program kearah tata ekonomi
dunia.
c.
Membantu Afrika Selatan dalam menghapus
politik Aparthied.
3. Indonesia
sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan
Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Presiden
Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
b.
Indonesia
menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses mengglar KTT X GNB di
Jakarta;
c.
Indonesia juga
berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada
tahun 1991.
4. Dalam bidang ekonomi,
selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara konsisten telah mengupayakan
pemecahan masalah hutang luar negeri negara-negara miskin dan pembangunan
mengenai penyelesaian hutang luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk.2007.Sejarah.Jakarta:yudhistira.
M. Habib Mustopo dkk. 2011.
Sejarah 3.Jakarta:yudhistira.
Riskiani,L.I.2013.Prespektif Global-GNB.(online),(http://eazt-widhianien.blogspot.com/2014/02/perspektif-global-gnb.html),05 Maret 2015.
Kementrian,LuarNegeri.2014. KTT NON-BLOK(GNB).(online),(http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperation&IDP=3&P=Multilateral&l=id),05 Maret 2015.
Respati,Dian.2013.GERAKAN NON BLOK.(online),(http://ssbelajar.blogspot.com/2015/01/gerakan-non-blok.html),05 Maret 2015.
Thpardede.2013.Gerakan Non Blok Dan
Indonesia(1).(online),(https://thpardede.wordpress.com/2013/07/28/gebrakan-non-blok-dan-indonesia-1/),05 Maret 2015.
Shadily, Hasan.2014.KTT Non-Blok.(online),(http://id.wikipedia.org/wiki/KTT_Non-Blok),05 Maret 2015.
0 komentar:
Posting Komentar